IPM FOR ALL

IPM FOR ALL
logo

Jumat, 08 Juni 2012

demi waktu

Artikel Islami

DEMI WAKTU !!! baca ini dengan penuh makna ya IPMania



Allah berfirman : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran." (Al Ashr: 1-3).



Akhi ukhti fillah….
Perlu diketahui, sesungguhnya modal bagi seorang muslim dalam mengarungi kehidupannnya di dunia ini adalah kesempatan waktu yang sangat singkat, denyut-denyut jantung yang terbatas, dan hari-hari yang terus berganti. Dan akan menjadi suatu keberuntungan baginya, jikalau ia mau memanfaatkan kesempatan dan detik-detik waktu tersebut untuk kebajikan. Pada hakekatnya waktu bagi manusia adalah usianya. Waktu adalah inti hidupnya yang abadi. Berjalannya waktu, tak ubahnya seperti awan. Jika waktu dimanfaatkan untuk Allah dan menyembah-Nya, maka itulah nilai yang paling mahal untuk umurnya. Dan apabila waktunya dimanfaatkan untuk hal yang tak berguna, maka nilai umurnya tak lebih seperti umur binatang. Dan kematian baginya lebih baik daripada hidupnya. Dan perlu akhi ketahui pula, kalau umur manusia di dunia ini seperti musim tanam di dunia dan memetik hasil tanaman di akherat nanti.

Akhi ukhti fillah…
Tentunya akhi tahu, kalau Allah sesungguhnya pernah bersumpah dengan waktu. Dan sesungguhnya sumpah yang pernah diucapkan Allah melalui firman-firman Nya, mengisyaratkan bahwa manusia sangat akrab dengan keburukan dan malapetaka dikarenakan terlena dari kejapan masa. Sumpah Allah pun juga mengisyaratkan tentang kemuliaan dan ketinggian waktu. Perlu Akhi ketahui, kalau kesengsaraan dan kerugian yang menyertai manusia dikarenakan oleh sikap menyia-nyiakan waktu. Padahal bukankah usia manusia sangatlah pendek?. Tetapi, setiap detik usia yang dilewati akan dipertanggungjawabkan kelak di hari kiamat nanti. Rasulullah Saw pernah bersabda : "Kedua kaki seorang hamba tidak akan melangkah pada hari kiamat sehingga ia ditanya terlebih dahulu tentang empat perkara yaitu; tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya, untuk apa ia lewatkan, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang ilmunya, untuk apa ia gunakan."

Akhi ukhti fillah…
Hari demi hari silih berganti, malam demi malam saling mengikuti, dan begitu seterusnya. Dan manusia adalah musafir yang sedang menelusuri perjalanan yang ditemani waktu hingga sampai pada titik akhir perjalanan. Dan setiap orang adalah bagian dari kafilah umat yang terus berjalan silih berganti dari generasi ke generasi dan berakhir pada suatu tempat yaitu surga dan neraka. Seorang musafir yang bijak, pastinya menyadari bahwa perjalanan adalah tugas berat dan penuh tantangan yang tidak mungkin untuk dapat dinikmati dengan indah. Sebab kenikmatan akan ada setelah ia sampai ke tempat tujuan. Dan ia pun akan menyadari bahwa setiap detik yang dilaluinya dan setiap kaki yang melangkah dalam perjalanannya tidak mungkin berhenti. Sehingga Ia pun harus terus mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup.

Akhi ukhti fillah…,
Suatu ketika Ali Ra, pernah berpesan kepada para sahabatnya : "Dunia telah pergi meninggalkanmu dan akhirat akan datang menjemputmu. Dunia dan Akhirat mempunyai hamba saudaraku!, maka jadilah engkau hamba akhirat, dan jangan pernah kau menjadi hamba dunia. Sebab hari ini (baca; dunia) adalah amal bakti, bukan perhitungan yang dirinci. Sedangkan esok hari (baca;Akhirat) adalah perhitungan bukan amal bakti."

Akhi ukhti fillah…
Ada dua saat dimana manusia menyesali dirinya, yang pertama adalah, saat menanti ajal tiba yaitu, ketika manusia sedang berada dalam keadaan akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat. Dan kadangkala manusia berandai untuk diberi sekejap waktu agar dapat memperbaiki kekurangan dan menebus apa yang terlenakan. Dan yang kedua adalah, di akhirat kelak, dimana seluruh amal perbuatan diberi balasan.

Akhi ukhti fillah…
Memang sering terlintas dipikiran dan di benak, untuk apa kita hidup?, dan ternyata pertanyaan itu dijawab seorang sahabat bernama Abu Darda, "Seandainya bukan karena tiga hal, aku tidak ingin hidup meskipun hanya satu hari. Siang hari aku dahaga pada Allah dengan menghindari larangan-Nya, bersujud di tengah malam, dan bergaul dengan orang-orang yang memilih tutur kata yang manis seperti memilih kurma yang baik."
Umar bin Abdul Aziz melukiskan bahwa, Kehidupan di dunia ini bukanlah suatu keabadian. Dimana Allah menentukan kefanaan dunia dan kepergiaan makhluk-Nya menuju satu titik perjalanan. Tetapi berapa banyak bangunan kokoh yang dihancurkan karena alasan melenakan. Dan berapa banyak pula kesenangan hakiki ditinggalkan demi ilusi yang tak berarti. Maka pergilah mengarungi perjalanan, dengan kesiapan dengan kesiapan yang baik menghadapi rintangan dan berbekallah dengan ketakwaan sebab ketakwaan adalah sumber kebaikan.

Maka dari itu Akhi ukhti fillah…
Sebuah pesan jujur dan nasehat yang mulia pernah terlontar dari seorang Fadhil bin Iyadh, ia berkata : "Berpikirlah dan berkaryalah sebelum datang penyesalan. Jangan terpesona oleh gemerlap dunia, karena dunia pasti akan menipunu !"
Begitupun Umar bin Abdul Aziz berpesan : " Jadilah orang asing, di negeri asing ini (baca; dunia), dengan itu, pikiranmu akan selalu tercurah untuk membekali diri dan mempersiapkan diri untuk kembali lagi. Atau bersikaplah engkau dinegeri asing ini seperti pengembara seorang diri yang tidak bermukim sama sekali. Sehingga di siang dan malam, engkau terus berjalan menyusuri dunia ini menuju satu tujuan.



(Sumber : Jurnal MQ Vol. II/No.2/JUNI 2002)

Rabu, 06 Juni 2012

MAHABBATULLOH

Artikel Islami

MAHABBATULAH


Hanya Alloh semata yang berhak mendapatkan cinta.
Al Ghozali berkata: “ Siapa yang mencintai selain Alloh SWT, bukan karena adanya keterkaitan kepada Alloh, maka hal itu adalah karena kebodohan dan kekurangannya dalam mengenal Alloh SWT. Dalam pandangan orang-orang yang memiliki basiroh, pada hakikatnya tidak ada kekasih kecuali Alloh SWT.dan tidak ada yang berhak mendapatka cinta kecuali Dia. Hal ini karena adanya lima sebab yang semuanya terhimpun pada hak Alloh dan tidak terdapat pada selain-Nya. Kecuali salah satu saja diantara kelima sebab tersebut.
Kelima sebab tersebut adalah :

01. Sebab Pertama
Yaitu manusia mencintai dirinya sendiri, mencintai kesempurnaannya, kelanggengan exsistensinya dan membenci hal-hal yang dapat menghancurkan , meniadakan , mengurangi atau memutuskan kesempurnaannya. Hal ini menuntut adannya puncak cinta kepada Alloh SWT. Karena orang yang mengetahui dirinya dan mengetahui Tuhannya pasti mengetahui bahwa kelanggengan eksistensi dan kesempurnaan eksistensinya berasal dari Alloh SWT. Kembali kepada Alloh dan dengan karunia Alloh. Cinta adalah buah pengetahuan (ma`rifah) bila pengetahuan tidak ada, cintapun tidak ada. Hasan al Bashri rahimahumulloh berkata:
“ Siapa yang mengetahui tuhannya, pasti mencintai-Nya dan siapa yang mengetahui dunia pasti menjauhinya.”

02. Sebab Kedua
Adalah cintanya kepada orang yang berniat baik kepadannya, lalu ia mengasihinya dengan hartanya, memperlakukannya secara lemah lembut dengan omongannya, memberinya bantuan dan pembelaan, menghalau musuh-musuhnya, menghindarkan bahaya dari dirinnya. Dan mencari segala saran untuk membantunya mencapai semua tujuannya. Hal ini menuntut agar dia tidak mencintai selain Alloh SWT. Karena jika dia benar-benar mengetahui niscaya dia akan menyadari bahwa yang berbuat baik kepadanya hanya Alloh semata. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam surat An Nahl :18 “ Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Alloh niscaya kalian tidak dapat menentukan jumlahnya.”
Jika tabiat manusia mencintai orang yang berbuat baik kepadanya maka seharusnyalah orang yang arif tidak mencintai kecuali Alloh SWT.karena Dia –lah semata yang berhak atas cinta ini.

03. Sebab Ketiga
Adalah cinta anda kepada orang yang berbuat baik terhadap dirinya sendiri sekalipun kebaikannya itu tidak sampai kepada diri anda. Hal ini menuntut agar ia tidak mencintai selain Alloh sama sekali kecuali dari segi kaitannya sebagai salah satu perantara, karena Allohlah yang berbuat baik kepada semua pihak dan berjasa atas semua makhluk.

04. Sebab Keempat
Adalah cinta kepada setiap keindahan. Keindahan terbagi menjadi dua:
• Keindahan gambar Zhahir yang dapat diketahui dengan mata kepala, hal ini bisa dicapai oleh anak-anak dan binatang.
• Keindahan gambar batin yang diketahui dengan mata hati dan cahaya bashiroh. Hal ini hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang memiliki hati dan tidak bisa dicapai oleh orang yang hanya mengetahui lahiriyah kehidupan dunia semata. Setiap keindahan pasti dicintai oleh orang yang mengetahui keindahan. Jika keindahan itu diketahui dengan hati maka ia adalah yang dicintai oleh hati. Contohnya adalah cinta kepada para Nabi, Ulama dan orang-orang yang berakhlak mulia. Keindahan orang-orang shiddiq yang secara tabi`i dicintai hati itu terpulang kepada tiga hal:
1/. Pengetahuan mereka tentang Alloh SWT, malaikat, kitab-kitab, para Rosul dan syariat-syariat para Nabi-Nya.
2/. Kemampuan / qudroh mereka dalam memperbaiki diri mereka sendiri dan memperbaiki para hamba Alloh dengan bimbingan dan pengaturan.
3/. Kesucian mereka dari berbagai hal yang hina, kotor dan syahwat yang menghalangi diri dari sunah-sunah kebaikan yang menyeret ke jalan keburukan.

Dengan ketiga hal inilah para Nabi, Ulama, Khalifah dan pemimpin yang adil dan mulia itu dicintai. Karena itu sifat tersebut haruslah dinisbatkan kepada sifat-sifat Alloh SWT.

05. Sebab Kelima.
Adalah munasabah (kesuaian) saling kenal adalah kesesuaian, sedangkan saling tidak kenal adalah ketidakcocokan sebab ini juga menuntut cinta kepada Alloh SWT.


Minggu, 03 Juni 2012

masuk neraka sebab lalat


Artikel Islami

Masuk Neraka sebab Lalat
Original data : percikan-iman.com

"Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Ada seseorang yang masuk surga sebab seekor lalat, dan ada pula seseorang yang masuk neraka sebab seekor lalat...."(HR Ahmad).Lebih
lengkapnya, marilah kita simak lanjutan hadis di atas. "Para sahabat bertanya, 'Bagaimana hal itu, wahai Rasulullah saw.?' Beliau menjawab, 'Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang tidak seorang pun diperkenankan melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban (persembahan). Ketika itu, mereka berkata kepada salah satu dari dua orang tersebut. 'Persembahkanlah kurban untuknya!' Dia menjawab, 'Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat aku persembahkan untuknya.' Mereka berkata kepadanya, 'Persembahkanlah meskipun seekor lalat.' Lalu, orang itu mempersembahkan seekor lalat dan mereka memperkenankan orang itu untuk meneruskan perjalanannya. Maka, dia masuk neraka karenanya. Kemudian, mereka berkata kepada seorang yang lainnya, 'Persembahkanlah kurban kepadanya.' Dia menjawab, 'Aku tidak patut mempersembahkan suatu kurban kepada selain Allah.' Kemudian, mereka memenggal lehernya. Oleh sebab itu, orang tersebut masuk surga'." (HR Ahmad).
Kita harus meyakini bahwa Allah adalah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya, termasuk manusia. Banyak sekali bukti yang mendukung kebenaran hal tersebut. Di antaranya bahwa sesuatu yang ada di muka bumi ini tidak mungkin ada dengan sendirinya, tetapi pasti ada yang menciptakannya atau ada yang menjadikannya dari yang tidak ada menjadi ada. Tidak mungkin kita, manusia, ada dengan sendirinya, atau tidak mungkin manusia yang telah menciptakan dirinya. Allah SWT menerangkan, "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun, ataukah mereka yang telah menciptakan diri mereka sendiri? Atau, merekakah yang telah menciptakan langit dan bumi …?" (Ath-Thur: 35--36). Bahkan, ada seorang sahabat Rasulullah saw. yang menerima Islam hanya sebab ayat ini. Yaitu, ketika Jabir bin Muth'im masih dalam keadaan musyrik, ia mendengarkan Rasulullah saw. membaca surat Ath-Thur hingga ketika sampai pada ayat tersebut dia merasa bahwa jiwanya seakan-akan terbang melayang. Itulah awal tertancapnya keimanan di hatinya. Gambaran tersebut kiranya cukup menjadi bukti bahwa hanya Allahlah pencipta langit dan bumi beserta isinya. Karena, selain Allah tidak ada yang mampu.
Selain menciptakan semua makhluk-Nya, Dia juga telah menyediakan rezeki untuk seluruh makhluk-Nya. Rezeki itu adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh mereka. Allah sungguh Maha Adil dan Bijaksana. Tidak ada satu makhluk pun tercipta, melainkan sudah ditentukan rezekinya. Kita bisa saksikan semut hitam yang kecil berjalan mondar-mandir dalam rangka mencari rezeki hingga akhirnya mendapatkannya.
Setelah menciptakan dan memberi rezeki kepada makhluknya, khususnya manusia, ternyata Allah tidak membiarkan mereka begitu saja. Akan tetapi, Dia mengutus seorang rasul yang membawa risalah bagi mereka pada tiap-tiap masa. Barang siapa menaati rasul itu, niscaya dia akan selamat dan masuk surga, tetapi barang siapa yang mendurhakai dan membangkangnya, maka dia akan celaka dan pasti masuk neraka. Hal inilah yang seharusnya disadari oleh manusia.
Allah telah menciptakan manusia, Allah juga memberi kesempatan kepada manusia untuk menikmati kehidupannya, namun Allah juga mengutus seorang rasul dengan membawa ajaran, aturan, dan pedoman hidup. Jadi, manusia tidak dibiarkan hidup begitu saja untuk melampiaskan hawa nafsunya tanpa aturan dan petunjuk. Jika demikian, apakah perbedaan antara manusia dan binatang. Di sinilah pentingnya seorang rasul yang diutus oleh Allah kepada manusia dengan membawa suatu risalah (ajaran). Maka, rasul harus dijadikan sebagai petunjuk bagi manusia agar manusia tidak keliru dalam menempuh dan menjalani kehidupannya.
Jika tidak mengikuti ajaran rasul, sangat mungkin dia akan melakukan kekeliruan dan kesalahan yang berakibat fatal. Baik hal tersebut dia sadari maupun tidak. Seperti kisah dari hadis tentang lalat di atas.
Hanya seekor lalat bisa menyebabkan seseorang masuk neraka. Sebaliknya, lalat juga bisa menyebabkan orang yang lain masuk surga.
Meskipun kelihatan remeh, hal tersebut pada hakikatnya merupakan hal yang sangat prinsip. Yaitu menyangkut masalah akidah. Jika manusia yang beriman tidak berhati-hati dalam menjalani kehidupan dan menentukan sikap, tidak menutup kemungkinan ia akan sangat mudah terjerumus kepada hal-hal syirik yang bisa menggugurkan keimanannya.
Ketika Rasulullah saw. mengabarkan kepada para sahabat bahwa ada seorang yang masuk neraka karena lalat, mereka merasa heran karena seakan-akan hal tersebut adalah remeh. Tetapi, setelah diterangkan oleh Rasulullah saw., mereka menyadari bahwa sebab yang kecil bisa mengakibatkan seseorang terjerumus dalam kemusyrikan.
Ini menunjukkan besarnya bahaya syirik, dan bahwa syirik itu memastikan pelakunya masuk neraka.
Dalam hadis tersebut di atas diterangkan bahwa orang yang pertama masuk neraka karena ia mempersembahkan seekor lalat untuk sebuah berhala. Berhala adalah shanam, yaitu sesuatu yang dipahat dalam bentuk tertentu. Namun, di dalam kitab An-Nihayah disebutkan bahwa segala sesuatu yang disembah selain Allah, dan segala sesuatu yang menyibukkan manusia sehingga ia melupakan Allah, hal itu juga disebut berhala. Mempersembahkan sesuatu kepada (berhala dan lain-lainnya) selain Allah adalah kesyirikan yang nyata.
Mengapa pelaku syirik dipastikan masuk neraka, di dalam kitab Qurratu A'yun disebutkan bahwa karena ia menuju kepada selain Allah dengan hatinya dan tunduk kepadanya lewat amalannya, maka sudah pasti neraka akan menjadi bagiannya. Dalam sebuah hadis marfu dari Jabir disebutkan, "Barang siapa yang bertemu Allah tanpa syirik kepada-Nya sedikit pun, maka dia masuk surga. Dan barang siapa yang bertemu Allah dalam keadaan syirik kepada-Nya, maka dia masuk neraka." Jika hal ini berlaku untuk orang yang memberikan persembahan kepada berhala dengan seekor lalat, bagaimana dengan yang lebih dari itu.
Kita lihat fenomena kemusyrikan dewasa ini. Mereka tidak sekadar mempersembahkan seekor lalat, akan tetapi berupa onta, sapi, kambing, kerbau, dan lain-lainnya, yang mereka persembahkan untuk apa yang mereka sembah selain Allah, seperti untuk orang yang telah mati, untuk makhluk gaib, untuk para thaghut, untuk monumen, pohon, batu-batu, tempat-tempat keramat, dan lain-lainnya. Dan, mereka melakukan persembahan itu lebih hebat daripada perayaan persembahan kurban yang disyariatkan.
Jika dengan lalat saja bisa memasukkan pelakunya ke neraka, apalagi dengan sesuatu yang lebih besar darinya.
Terkadang seseorang jatuh ke dalam syirik yang menyebabkan dia akan masuk neraka tetapi tidak disadari, meskipun orang itu melakukannya hanya karena ingin terbebas dari kejahatan orang-orang yang durhaka dari para pemuja berhala maupun dari yang lainnya.
Di dalam kitab Fathul Majid diterangkan bahwa awalnya orang yang pertama itu adalah muslim. Tetapi, keislamannya batal akibat perilakunya itu.
Lain halnya dengan orang yang kedua, mereka menunjukkan keutamaan tauhid, keikhlasan, serta ketabahan dalam memegangi agama. Yaitu, ketika ia harus mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan akidahnya.
Hendaknya kita bisa mengambil hikmah dari kisah di atas. Kapan pun dan di mana pun juga kita harus tetap memegangi prinsip akidah kita meskipun nyawa taruhannya. Sebagai orang yang beriman, kita harus berani mengambil risiko keimanan seperti yang dilakukan oleh orang yang kedua. Walaupun harus mati, tetapi ia adalah yang utama, karena justru dengan kematiannya itu, ia akan mendapatkan balasan surga di sisi Allah SWT.
Tetapi, sebagian orang memilih kehidupan dunia ini dan membuang jauh-jauh kebahagiaan akhirat, seperti orang yang pertama dalam kisah di atas. Manusia melakukan hal tersebut bisa jadi karena ketidaktahuan mereka karena tidak mengikuti petunjuk yang dibawa oleh seorang rasul yang diutus kepada mereka.
Selain itu, hendaklah kita mengingat bahwa salah satu dari tiga hal yang apabila diamalkan oleh seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman. Yaitu, "Dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya darinya, sebagaimana ia membenci kalau dilemparkan ke dalam api neraka."
(Alislam.or.id )
assalamu'alaikum IPMania. bwt yang mau download lagu2 ipm. clik aja di sini


untuk lebih lengkapnya clik di sini http://www.4shared.com/account/dir/m0chPUcQ/_online.html#dir=144752053