IPM FOR ALL

IPM FOR ALL
logo

Rabu, 30 November 2011

NIKMAT IMAN DAN ISLAM

NIKMAT IMAN DAN ISLAM Kisah Salman Al Farisi Sebelum masuk islam, Salman Al Farisi beragama Nasrani. Ia berguru kepada seorang pendeta di sebuah gereja. Pendeta tersebut sering menyampaikan kepada salman tentang kabar akan munculnya nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Dari mana pendeta itu tahu? Tentu saja dari kitab suci yang ia baca dan kaji, yaitu injil. Pada akhirnya,guru ngajinya,.,.eh pendeta gurunya Salman meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, ia sempat berpesan kepada salman bahwa ia telah mendapat kabar munculnya nabi yang selama ini ia tunggu-tunggu di jazirah Arab. Tepatnya di daerah yang di sana tterdapat rumah Allah (Baitullah), yaitu Mekkah. Lantas, mulailah Salman mengembara menuju ke Mekkah. Namun sayang, begitu tiba di Mekkah, ternyata orang yang dicari Salman (yaitu Muhammad, pen) telah hijrah ke Yatsrib/ Madinah. Sudah mengmbara jauh-jauh, Eh...gak ketemu lagi!ternyata, jarak antara Mekkah ke Madinah seperti antara Jakarta ke Semarang. Subhanallah! Ada yang tahu...berapa ratus kilo meter ? Padahal pada zaman itu belum ada bis atau angkot, apalagi keretta Argobromo dan pesawat terbang. Yang ada Cuma unta! Sedang Salman tidak punya unta. Nah, apakah Salman gondok, lalu menyerah? Tentu tidak....! Salman tterus melanjutkan perjalanan ke kota Madinah. Setibanya di Madinah, Salman melakukan pengamatan terhadap nabi tersebut. Tentu saja Salman nggak langsung pecaya. Menurut kitab yang dibacanya, nabi tersebut memiliki dua ciri. Ciri pertama, Nabi itu tidak menerima sedekah, tetapi menerima hadiah. Salman menyaksikan bahwa suatu hari Muhammad dikirimi semangkuk besar susu kambing oleh tetangganya. Tetangga tersebut berkata bahwa ini adalah sedekah. Kemudian Muhammad memanggil orang-orang miskin yang ada di dekat rumahnya untuk minum susu itu bersama-sama. Tetapi Muhammad tidak ikut minum! Esoknya, ada tetangga yang mengirim semangkuk besar susu. Tetangga itu berkata bahwa ini adalah hadiah. Maka sekali lagi, Muhammad memanggil orang-orang miskin tersebut untuk minum bersama kali ini, Muhammad ikut minum! Nah, ciri pertama ada pada nabi tersebut. Ciri kedua! Nabi itu memiliki bulatan merah sebesar apel di punggungnya. Nah, lho! Salman bingung! Gimana caranya bisa tahu? Padahal, muhammad kan selalu pakai baju. Mau mengintip? Enak aja....gengsi, dong! Akhirnya, pada suatu hari, ada penduduk yang meninggal dunia. Muhammad memimpin acara penguburan jenazah. Saat penggalian tanah, muhammad ikut serta menggali tanah bersama sahabatnya yang lain. Mata Salman tidak henti-hentinya melihat ke arah punggung Muhammad. Sampai akhirnya, Muhammad agak menurunkan bajunya sehingga punggungnya terlihat. Dan, Salman dengan mata yang berbinar-binar melihat adanya bulatan merah sebesar apel di punggung Muhammad! Air mata Salman bercucuran dan serta merta memeluk Rasulullah dari belakangdengan sangat gembiranya. Maka salman pun bersyahadah di hadapan Muhammad SAW dan disaksikan sahabat-sahabat yang lain saat itu juga. Subhanallah!! Salman masuk dalam barisan kaum muslimin. Pelajaran Bagi Kita Salman adalah seorang hamba Allah yang dengan gigihnya mencari kebenaran, sampai akhirnya, ia mendapatkan Islam. Ia mencari Islam dengan cara yang tidak mudah. Kita patut bersyukur kepada Allah akan nikmat keimanan an keisaman yang mudah kita miliki saat ini. Salman tetap memegang teguh Islam hingga akhir hayatnya. Ia ikut bersama Rasulullah dan sahabat-sahabat yang lain dalam setiap perjuangan menegakkan agama Allah.

TABLIGH AKBAR DALAM RANGKA TAHUN BARU ISLAM 1433 H, MILAD MUHAMMADIYAH DAN BTM NURUL UMMAH KE-7

https://do

KISAH QARUN

KISAH QARUN Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir'aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan. Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu. Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku" Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh…." Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya. Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)." PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN Page 2 ABC Amber HLP Converter Trial version, http://www.processtext.com/abchlp.html Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu'min.Penyebutan dalam surah al-`Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun,Fir'aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka. "Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu). Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (al-`Ankabut: 39-40) Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya."Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)